KALBAR SATU ID, BISNIS – Nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan pada perdagangan Jumat, 12 Desember 2025. Pergerakan mata uang nasional sepanjang sesi pagi hingga siang hari menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat, dipengaruhi dinamika pasar global serta sentimen investor yang masih cenderung berhati-hati.
Di pasar spot, rupiah dibuka melemah dibanding posisi hari sebelumnya. Pelaku pasar menilai tekanan datang dari penguatan indeks dolar yang terus merespons kebijakan moneter The Fed.
Sementara permintaan dolar di dalam negeri meningkat menjelang penutupan akhir tahun. Kondisi ini membuat rupiah sulit keluar dari zona koreksi meski aliran modal asing ke pasar obligasi masih tercatat stabil.
Baca Juga : Peluang Indonesia ke Semifinal SEA Games Kembali Terbuka, Garuda Muda Wajib Menang Besar atas Myanmar
Sejumlah analis menyebut pelemahan rupiah kali ini lebih bersifat teknikal. Pasar global tengah menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat, termasuk inflasi terbaru yang dapat memengaruhi arah suku bunga. Situasi tersebut membuat investor memilih mengamankan aset pada instrumen yang dianggap lebih aman, termasuk dolar AS.
Di sisi lain, faktor domestik relatif kondusif. Aktivitas perdagangan dalam negeri berjalan stabil dan proyeksi ekonomi Indonesia masih berada di jalur positif. Namun, sentimen global yang dominan tetap menjadi penekan utama bagi pergerakan rupiah.
Menjelang penutupan perdagangan, kurs rupiah diperkirakan masih akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. Pelaku pasar kini menantikan langkah otoritas moneter untuk menjaga kestabilan nilai tukar, terutama menghadapi volatilitas yang kemungkinan masih berlanjut hingga pekan berikutnya.




