KALBAR SATU ID – Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Sambas mencatatkan tonggak penting dalam sejarah pendidikan dan literasi Islam Nusantara dengan menggelar Musabaqah Qiraah Arab Melayu untuk pertama kalinya di Kalimantan Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Desember 2025.
Musabaqah Qiraah Arab Melayu merupakan ajang lomba seni membaca teks Arab Melayu yang dirancang sebagai upaya strategis untuk melestarikan khazanah literasi Islam Nusantara. Selain meningkatkan kemampuan peserta dalam membaca dan memahami tulisan Arab Melayu, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya dan intelektual lokal.
Pelaksana tugas Kepala MAN IC Sambas, Dedi S., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Musabaqah Qiraah Arab Melayu menjadi ruang edukatif sekaligus kultural bagi peserta didik untuk kembali mengenal tradisi literasi yang telah lama menjadi bagian penting dalam sejarah keislaman dan kemelayuan di Nusantara.
Menurutnya, penguatan literasi Arab Melayu merupakan bagian dari upaya membangun identitas keilmuan dan kebudayaan peserta didik secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Sambas, Dr. Ilham Tahir, M.Ag., menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana pewarisan nilai-nilai literasi masa lalu kepada generasi masa kini.
Ia berharap Musabaqah Qiraah Arab Melayu dapat mendorong terbentuknya komunitas Arab Melayu yang aktif, termasuk memanfaatkan media sosial sebagai ruang strategis untuk membudayakan kembali penggunaan dan pembelajaran Arab Melayu di tengah masyarakat.
Kegiatan ini diikuti oleh 28 peserta yang merupakan perwakilan dari SMA dan Madrasah Aliyah se-Kabupaten Sambas. Para peserta menunjukkan kemampuan membaca teks Arab Melayu dengan kaidah dan penghayatan yang dinilai oleh dewan juri.
Dewan juri dalam musabaqah ini terdiri atas Dr. Erwin Mahrus, M.Ag. dari IAIN Pontianak dan Dr. Suriadi dari Universitas Sultan Muhammad Safiyuddin Sambas. Salah seorang dewan juri, Dr. Erwin Mahrus, menyampaikan bahwa Musabaqah Qiraah Arab Melayu merupakan kegiatan yang bersifat monumental karena untuk pertama kalinya digelar di Kalimantan Barat oleh MAN IC Sambas.
Ia menilai kegiatan ini memiliki nilai historis dan akademis yang tinggi serta berpotensi tercatat dalam sejarah pendidikan di Kalimantan Barat. Oleh karena itu, ia berharap musabaqah ini dapat dipertahankan dan ditetapkan sebagai agenda berkelanjutan di masa mendatang.
Dengan terselenggaranya Musabaqah Qiraah Arab Melayu perdana ini, MAN IC Sambas diharapkan mampu menjadi pelopor dalam penguatan literasi Arab Melayu serta pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal di Kalimantan Barat.






