KALBAR SATU ID – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya resmi akan memiliki ikon baru berupa Bundaran Gaforaya lengkap dengan jalur pedestrian yang menghubungkannya hingga Simpang Polda Kalimantan Barat. Bundaran ini dijadwalkan diresmikan pada malam pergantian Tahun Baru 2026, sekaligus menjadi simbol kolaborasi dan kepedulian sosial di Kubu Raya.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menegaskan bahwa pembangunan Bundaran Gaforaya bukan sekadar proyek infrastruktur. Lebih dari itu, bundaran ini merupakan simbol kebersamaan, gotong royong, dan sinergi antara pemerintah daerah dengan sektor swasta dalam membangun daerah.
“Ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi simbol kebersamaan. Ada semangat gotong royong yang luar biasa dari para pelaku usaha di Kubu Raya,” ujar Sujiwo.
Baca juga: Jelang Peresmian Bundaran Gaforaya, Bupati Kubu Raya Tegaskan Warga Belum Diizinkan Berjualan
Asal Usul Nama Gaforaya
Nama Gaforaya merupakan akronim dari empat perusahaan besar yang berperan penting dalam mendukung pembangunan bundaran tersebut, yakni Gaia Mall, Hotel Four Point, Astra, dan Yamaha. Keempatnya menjadi motor awal kolaborasi yang kemudian diperkuat oleh kontribusi sekitar 45 perusahaan lainnya.
Sebagian besar pembiayaan proyek Bundaran Gaforaya berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) para pelaku usaha, menjadikannya sebagai contoh nyata pembangunan berbasis partisipasi dunia usaha.
Tugu Mangrove, Simbol Identitas Kubu Raya
Sebagai penanda khas, Bundaran Gaforaya akan dilengkapi Tugu Mangrove yang dibuat dari bahan tembaga dengan nilai sekitar Rp389 juta.
Tugu ini berbentuk pohon mangrove yang melambangkan identitas ekologis dan kekayaan pesisir Kubu Raya, daerah yang dikenal memiliki ekosistem mangrove yang luas dan penting bagi lingkungan.
Baca juga: Apa itu Bundaran Gaforaya Ikon Baru di Kubu Raya
“Tugu mangrove ini bukan hanya estetika, tapi juga pesan kuat tentang komitmen kita menjaga lingkungan dan identitas daerah,” jelas Sujiwo.
Peresmian Dirangkai Aksi Kemanusiaan
Menariknya, peresmian Bundaran Gaforaya dan Tugu Mangrove pada Malam Tahun Baru 2026 tidak hanya bersifat seremonial. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya juga akan menggelar panggung solidaritas sebagai puncak penggalangan dana kemanusiaan untuk membantu korban bencana alam di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
“Pada malam tahun baru itu, selain peresmian Bundaran Gaforaya dan Tugu Mangrove, sekaligus kita jadikan sebagai puncak penggalangan dana,” kata Sujiwo dalam Keterangannya.
Dengan konsep pembangunan kolaboratif, simbol lingkungan, serta kepedulian sosial, Bundaran Gaforaya diharapkan tidak hanya menjadi ikon visual baru Kubu Raya, tetapi juga ruang publik yang merepresentasikan nilai kebersamaan dan kemanusiaan.






