Guru Besar IAIN Pontianak Kenalkan Model Konseling Berbasis Al-Fatihah di Kuala Lumpur

Guru Besar IAIN Pontianak Kenalkan Model Konseling Berbasis Al-Fatihah di Kuala Lumpur
Guru Besar IAIN Pontianak Kenalkan Model Konseling Berbasis Al-Fatihah di Kuala Lumpur. Foto/istimewa.

KALBAR SATU ID – Guru Besar Bimbingan dan Konseling Islam dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Prof. Dr. M. Edi Kurnanto, M.Pd., menjadi pembicara utama dalam ajang bergengsi International Conference on Counseling, Psychology and Helping Professions in Mental Health (ICCPHPMH 2025) yang digelar di Kuala Lumpur, pada Kamis, 18 Desember 2025.

Dalam forum internasional tersebut, Prof. Edi menyampaikan materi bertajuk “Integrating Psychology, Spirituality, and Da’wah for Global Mental Well-being”. Ia menyoroti pentingnya menyelaraskan pendekatan psikologi modern dengan nilai-nilai spiritualitas dan dakwah untuk mencapai kesejahteraan mental yang holistik.

Bacaan Lainnya

Peran Vital Spiritualitas Prof. Edi memaparkan data bahwa spiritualitas memiliki korelasi yang sangat kuat dengan kebahagiaan manusia. Merujuk pada studi Wahidin (2017), ia menjelaskan bahwa spiritualitas berperan sebesar 45,2% terhadap kebahagiaan seseorang.

“Partisipasi dalam kegiatan keagamaan berdampak positif bagi kesehatan mental, menurunkan tingkat kecemasan dan depresi, serta meningkatkan kepuasan hidup,” ujarnya mengutip riset Rahman et al. (2024) . Ia menegaskan bahwa agama dan spiritualitas membantu individu menghadapi ketidakpastian hidup dan menemukan kedamaian batin.

Tantangan Psikologi Modern Meskipun definisi multikulturalisme dalam psikologi telah mencakup agama dan spiritualitas, Prof. Edi mencatat adanya kesenjangan dalam praktik lapangan.

“Sebagian besar psikoterapis menerima sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi agama dan spiritual,” jelasnya. Padahal, pengakuan terhadap dimensi ini sangat krusial dalam konteks konseling multikultural.

Model Integrasi dan The Power of Al-Fatihah Untuk menjembatani hal tersebut, Prof. Edi menawarkan formulasi integrasi melalui dua pendekatan: Built-In/Adhesive Integration dan Model-Based Integration.

Built-In Integration adalah praktik layanan konseling yang menyisipkan nilai-nilai keagamaan di dalamnya. Sementara itu, Model-Based Integration adalah menciptakan model khusus yang dikembangkan langsung dari ajaran agama.

Sebagai implementasi nyata dari Model-Based Integration, Prof. Edi memperkenalkan inovasi yang telah ia kembangkan, yakni “Konseling Berbasis Surah Al-Fatihah”. Model ini diaplikasikan dalam berbagai bentuk pelatihan motivasi (Classical Motivation Training) dengan segmen yang luas, mulai dari:

Menjadikan pelajar dan mahasiswa sukses berbasis Al-Fatihah.

Membentuk keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah.

Mewujudkan remaja bebas rokok dan meneguhkan iman.

Hingga pendampingan lansia bahagia berbasis Al-Fatihah.

Melalui model “BBSA” (Bimbingan Belajar Surah Al-Fatihah) ini, konselor diharapkan tidak hanya bekerja secara profesional, tetapi juga menjalankan fungsi amar ma’ruf nahi munkar dalam profesi penolong (helping profession).

Kehadiran Prof. Edi Kurnanto di konferensi ini menegaskan kontribusi akademisi IAIN Pontianak dalam wacana kesehatan mental global, dengan menawarkan solusi yang menggabungkan kekuatan sains psikologi dan kedalaman nilai spiritual Islam.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan